JABAR HITS - Semua orang sudah tahu, bahwa di Indonesia sendiri kental dengan budaya gotong royong. Dan itu adalah salah satu kebiasaan masyarakat pada umumnya.
Kemudian, banyak sekali nilai-nilai kearifan yang terkandung dalam gotong royong.
Akan tetapi, budaya gotong royong di Indonesia saat ini, sepertinya ada perbedaan dengan nilai-nilai gotong royong pada Zaman dulu.
Baca Juga: Polresta Bandung Berhasil Amankan 14 Tersangka Kasus Curanmor Kurun Waktu 1 Minggu
Seperti halnya di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Seperti apa sih nilai gotong royong di Ciamis pada Zaman dulu?
Salah satu tokoh masyarakat dari Desa Pamalayan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Arif Ma'ruf memaparkan nilai-nilai gotong royong masyarakat Ciamis pada Zaman dulu.
Dikatakan Arif, Pada umumnya sikap bergotong-royong itu menggambarkan kebersamaan yang tumbuh di dalam lingkungan warga.
Di Kabupaten Ciamis sendiri, pada Zaman dulu warga itu kompak dalam pengumpulan (perelek) berupa beras ataupun uang.
Baca Juga: 3 Wisata Gratis di Bandung, Kota Paling Hits di Jabar, Salah Satunya Taman Balai Kota
Perelek merupakan tradisi masyarakat sunda yang berupa pengumpulan beras atau uang dari warga, kemudian uang atau beras tersebut digunakan untuk kepentingan umum atau pun untuk membantu masyarakat yang kesusahan dan sedang memerlukan bantuan materil.
"Dulu itu, jika warga sedang ronda atau jaga kampung, untuk sekadar buat nasi liwet, berasnya ya dari perelek itu," ucap Arif, Kamis (2/2/2023).
Selanjutnya, dengan bergotong-royong, jika ada warga rumahnya tidak layak huni (rutilahu), maka warga bekerja secara bersama untuk membantu hingga selesai.
"Jika nilai-nilai gotong royong pada Zaman dulu masih kental dan diterapkan, mungkin tidak akan ada yang kelaparan, anak yang putus sekolah, rumah yang tidak layak huni, atau warga yang sulit berobat saat sakit karena faktor biaya," ungkap Arif.
Baca Juga: Ingin Nongkrong! Berikut 3 Rekomendasi Cafe di Subang Yang Hits di Jawa Barat
Dikatakan Arif, di Ciamis banyak pengusaha-pengusaha besar, pejabat yang sudah mapan, atau warga biasa. Kalau menerapkan nilai gotong royong kegaluhan pada Zaman dulu, maka menuju Ciamis tangguh akan semakin terbuka.
Artikel Terkait
Mahasiswi Cantik Ini Kuliah Hukum di Unigal Ciamis Karena Drakor, Kok Bisa?
25 Cafe Hits Untuk Niis yang Romantis di Ciamis, Tempat Nongkrong Instagramable
Pertandingan Mini Soccer Diskominfo Ciamis Vs Jurnalis Berlangsung Semarak
Pintar Harus Sehat Juga kan Bunda? Ini Cara Dinkes Ciamis Cegah Stunting pada Anak Sekolah
Di Tengah Isu Krisis Pangan Dunia, Bupati Ciamis Gelar Panen Raya Jagung Bersama Dandim 0613